Minggu, 06 Mei 2012

Laporan Praktikum IPN 10 Biosintesis dan Kualitas Telur (Ivan Noveanto)


Laporan Praktikum Ke: 10                  Hari/Tanggal: Senin/ 30 Mei 2011
Integrasi Proses Nutrisi                       Tempat Praktikum:Lab. Nutrisi Ternak Unggas
                                                   Nama Asisten: Yasir Gunawan
                                                                            Fatma Sari
                                                                            Yulfita Sari
                                                                           Putri
                                                                            Aan
  
BIOSINTESIS DAN KUALITAS TELUR

Ivan Noveanto
D24090041 


DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejumlah perubahan dalam produksi dan pengolahan pada industri telur telah terjadi, sehingga mempengaruhi mutu telur yang didistribusikan kepada konsumen. Telur merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan besar bagi tercapainya kecukupan gizi masyarakat. Dari sebutir telur didapatkan gizi yang cukup sempurna karena mengandung zat-zat gizi yang lengkap dan mudah dicerna. Oleh karenanya, telur merupakan bahan pangan yang sangat baik untuk anak-anak yang sedantg tumbuh dan memerlukan protein dalam jumlah banyak. Telur juga sangat baik dikonsumsi oleh ibu yang sedang hamil maupun ibu yang menyusui.
Telur adalah suatu bentuk tempat penimbunan zat gizi seperti air, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan embrio sampai menetas.Karena telur merupakan suatu bentuk tempat penimbunan zat gizi seperti air, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Maka apabila salah satu dari zat gizi tersebut kekurangan, telur akan mengalami suatu kelainan- kelainan. Kelainan akibat defisiensi zat makanan seperti: bintik darah dalam telur yang akan menyebabkan kerugian besar. Bintik tersebut biasanya akan terlihat sebagai gumpalan darah pada permukaan kuning telur akibat robeknya pembuluh darah kecil pada waktu kuning telur dilepas dari folikel ovarium.
Salah satu yang menentukan kualitas telur adalah warna kuning telur atau yolk. Warna yolk ini sangat mempengaruhi diterima atau tidaknya telur ini dalam pasar global. Sehingga manajemen pemberian pakan untuk meningkatkan warna yolk sangat dibutuhkan. Selain warna yolk, kualitas telur juga bisa diukur dari berat telur, berat kuning telur, putih telur, berat kerabang, dan ketebalan kerabang telur. Oleh karena itu, dalam praktikum ini akan dipelajari mengenai efektivitas pemberian pakan yang berbeda terhadap kualitas telur.

Tujuan
Mengetahui efektivitas pemberian ransum yang berbeda terhadap pembentukan warna kuning telur (yolk colour). Mengamati pengaruh pemberian ransum yang berbeda terhadap kualitas telur lainnya (berat telur, berat kuning telur, putih telur, berat kerabang, dan ketebalan kerabang telur).
TINJAUAN PUSTAKA
Telur
Telur adalah zigot yang dihasilkan oleh aves dan reptilia melalui fertilisasisel telur dan berfungsi memelihara dan menjaga embrio. Telur-telur reptilia dan burung diselimuti kerak pelindung, yang memiliki lubang yang sangat kecil agar hewan yang belum lahir tersebut dapat bernapas.Teluradalahsuatubentuktempatpenimbunanzatgiziseperti air, protein, lemek, vitamin, dan mineral yang diperlukanuntukpertumbuhanembriosampaimenetas.Selainitu, telurkerabangnyajugaberfungsisebagaipelindungembrio.
Telur merupakan sumber protein, lemak, mineral, dan vitamin yang baik bagi tubuh. Nilai gizi telur sangat lengkap, telur merupakan sumber protein yang baik, kadar protein telur sekitar 14%. Selain itu telur juga mengandung vitamin B kompleks, serta vitamin A dan D (dalam kuning telur). Satu butir telur berukuran sedangkan memberikan energi sekitar 80 kkal. Berikut adalah tabel kandungan gizi dalam 100 gram telur ayam (Muchtadi, 1990).
Tabel 2. Komposisi Zat Gizi dalam 100 gram Telur Segar
Komposisi Kimia                       Utuh          Kuning Telur               Putih Telur
Kalori (kkal)                              162,0               361,0                          50,0
Protein (gram)                            12,8                 16,3                             10,8
Lemak (gram)                            11,5                 31,9                             0,0
Karbohidrat (gram)                    0,7                   0,7                              0,8
Kalsium (gram)                          54,0                 147,0                           6,0
Fosfor (gram)                             180,0               586,0                           17,0
Vitamin A (SI)                          900,0               2000,0                         0,0
Vitamin B (SI)                           0,1                   0,27                             0,0
Sumber: Komposisi Bahan Makanan, Departemen Kesehatan, 1972
Strukturtelursecaraumumterbagitigabagianyaitu, kerabang, putihtelurdankuningtelur, danmasing-masingkadar 11%, 57%, dan 32%. Kandunganzatgiziataukomposisikimiasebutirtelurutuhadalah air 65%, protein 11,8%, lemak 11%, karbohidrat 0,1%, dan mineral 11.6% . Sedangkankomposisikimiatelurjikatanpakerabangadalah air 73%, protein 12,7%, lemak 13,3%, dankarbohidrat 1%.
Kualitas telur ditentukan oleh eksterior dan interior. Kualitas eksterior telur ditentukan antara lain oleh ukuran, kebersihan serta keutuhan kerabang telur. Sedangkan kualitas interior antara lain ditentukan oleh faktor ruang udara di dalam telur, kuning telur, putih telur serta warna kuning telur.
Telur Puyuh
Telur puyuh mempunyai nilai kandungan gizi yang tinggi, tidak kalah dengan ternakunggas lainnya. Selian itu rasa nya juga lezat dan dapa disajikan dalam aneka bentuk danrasa. Bahkan telur puyuh dipercaya memberi kekuatan sehingga sering digunakan sebagaiobat kuat dan campuran untuk minim jamu atau anggur. Dilihat dari kandungan proteindan lemaknnya dapat dikatakan telur puyuh lebih baik dibandingkan telur unggas lainnya.Sebab telur puyuh mengandung protein yang tinggi tetapi kadar lemaknya rendah.
Berikut ini berturut-turut perbedaan susunan protein, lemak, karbohidrat, dan abu (dalam %) telur puyuh dibandingkan dengan telur ternak unggas lainnya: Ayam ras: 12,7; 11,3; 0,9; 1,0; Ayam buras: 13,4; 10,3; 0,9; 1,0; Itik: 13,3; 14,5; 0,7; 1,1; Angsa: 13,9; 13,3; 1,5; 1,1; Merpati: 13,8; 12,0; 0,8; 0,9; Kalkun: 13,1; 11,8; 1,7; 0,8
Puyuh: 13,1; 11,1; 1,0; 1,1. Jadi, berdasarkan data tersebut, kandungan nutrisi pada telur puyuh dapat dikatakan lebih baik dibandingkan telur ternak unggas lainnya, termasuk ayam.
Kadar protein telur puyuh cukup baik, dengan kadar lemak yang rendah. Sehingga jika mengonsumsi telur puyuh, dapat tercukupi kebutuhan protein dan karbohidrat kita, tetapi tidak takut kolesterol naik. Jadi, bisa untuk diet kolesterol juga (Evitasari, 1982).

Kualitas Telur Puyuh
Secara keseluruhan kualitas sebutir telur bergantung pada kuantitas isi telur dan kulit telur, selain itu juga berat telur mempengaruhi pula kuantitasnya.Kualitas isi telur ( Interior ) : untuk menentukan kualitas isi telur dapat dilihat dari bagian dalam telur. Seperti rongga udara, kuning telur, putih telur, dan chalaza.
> rongga udara ---> telur yang masih segar memiliki rongga udara yang lebih kecil
Berikut merupakan pembagian kualitas telur melalui kedalaman rongga udara :
1. kualitas AA memiliki kedalaman rongga udara sebesar 0,3cm
2. kualitas A memiliki kedalaman rongga udara sebesar 0,5cm
3. kualitas B memiliki kedalaman rongga udara lebih dari 0,5cm
> kuning telur ---> telur yang segar memiliki kuning telur yang tidak cacat, bersih dan tidak terdapat pembuluh darah. selain itu di dalam kuning telur tidak terdapat bercak maupun potongan daging.Abnormalitas kuning telur seperti doble yolk egg atau kuning telur ganda dapat diakibatkan pada stressnya ayam akibat faktor luar maupun penyakit pada ayam.
Kualitas luar telur ( Exterior ) : kualitas telur sebelah luar dapat dilihat dari beberapa parameter yang dapat menjadi dasar acuan, antara lain: 1. kebersihan kulit telur. 2. kondisi kulit telur. 3. warna kulit. 4. bentuk telur. 5. berat telur.
Menurut penelitian dari Sihombing (2006), terhadap 125 ekorburungpuyuh (Coturnixcoturnix japonica) yang diberikanransum 23,17 gram/haridengankonsumsi protein 4,03 gram/harididapatkanrata-rata kualitas telur burung puyuh sebagai berikut: Berattelur 9,73 gram; Persentaseberatkerabang 7,78%;  Persentaseberatkuningtelur30,17%; Persentaseberat albumen 62,31%; Tebalkerabang 0,12mm; Indekskuningtelur0,45; danIndeks albumen 0,14.
Terjadinyapeningkatanskorwarnakuningtelur yang diberiperlakuanakanlebihdisukaikonsumensertatidakakanberpengaruhterhadapkomposisikimiakuningtelur, melainkandengansemakintingginyaskorwarnakuningtelur yang dihasilkanmakakandungan vitamin A kuningtelurtersebutakansemakintinggi. Hal inisejalandenganpendapatSudaryani (1999) bahwakuningtelur yang teranglebihbanyakmengandung vitamin A daripadakuningtelur yang berwarnapucat.Semakinbanyakkandungan vitamin A dalamransum yang diberikankepadaunggassedangbertelur, makakualitas vitamin A dalamkuningtelursemakinbaik.

SumberPigmenKuningTelur
Salah satu ciri khas yang sangat menarik dari telur, termasuk telur puyuh adalah warna kuning telurnya. Warna kuning telur tersebut, bukan sekedar warna yang menyegarkan mata, tetapi juga menunjukkan bahwa telur mengandung senyawa lutein dan Zeaksantin.Kedua senyawa itu merupakan pigmen yang memberikan warna kuning. Selain memberikan warna kuning, pigmen tersebut ternyata juga mempunyai khasiat kesehatan yang luar biasa.
Kata lutein berasal dari bahasa latin luteusyang berarti kuning emas. Demikian juga kata zeaksantin yang berasal dari kata Zea yang merujuk pada genuz jagung, dan xanthin yang juga berasal dari bahasa latin yang berarti kuning. Selain pada telur, lutein dan zeaksantin juga banyak terdapat pada sayuran hijau.
Hasil penelitian yang dimuat dalam The Journal of Nutrition, Agustus 2004, menunjukkan bahwa lutein pada kuning telut lebih mudah diserap tubuh daripada luteinpada sayuran hijau seperti bayam. Meskipun belum ada penelitian yang menjelaskan secara pasti, kemungknan besar karena kuning telur banyak mengandung lemak, sehingga lutein lebih mudah larut dan diserap oleh tubuh.
Lutein dan zeaksantin tidak mempunyai aktivitas vitamin A, meski keduanya sangat baik untuk mata. Secara ilmiah lutein dan zeaksantin terdapat pada retina mata. Konsumsi makanan yang kaya lutein dan zeaksantin akan meningkatkan kandungan lutein dan zeaksantin dalam retina mata.
Didalam retina mata, lutein dan zeaksantin dapat membantu melindungi mata dari kerusakan dengan cara memfilter sinar biru, terutama pada bayi dan anak-anak. Lutein dan zeaksantin berpotensi menyerap cahaya biru hingga 20-90%.Anak-anak sangat berpotensi terkena sinar biru yang berasal dari pancaran sinar matahari, layar TV ataupun komputer. Sinar biru sebenarnya adalah sinar yang memiliki panjang gelombang antara 400-500 nm pada spektrum sinar yang masih dapat diterima mata.
Namun, pada usia yang masih dini, lensa mata pada anak relatif jernih, sehingga belum maksimal menghambat sinar biru yang masuk. Jika hal tersebut berlangsung lama, sinar tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan menimbulkan luka pada retina mata anak
(Astawan, 2010).

PigmenKuningTelurdariDaunSingkong
Telahdiketahuibahwapakanmempengaruhiwarnadarikuningtelur, yaitubahanpakan yang mengandungpigmenkarotenoidterutamapigmenbeta karotendanxantofil.Bahanpakan yang banyakmengandungpigmenbeta karotendanxantofildiantaranyabanyakterkandungpadahijauanataudaun-daunansepertidaunsingkong (Manihotutilisima).
Terjadinyapeningkatanskorwarnakuningtelursebagaiakibatpemberiantepungdaunsingkongsebanyak 5% kedalamransum yang mengandungpigmenkarotenoiddanxantofil.Hal inidisebabkanbahwawarnakuningtelurdihasilkanolehpigmenxantofil, yang diperolehdariransum yang dikonsumsinya. Fletcher (1979) menyatakanbahwaransumberpengaruhlangsungterhadapwarnakuningtelurterutamamakanan yang mengandungpigmenkarotenoid, selanjutnyamenurutBornstein danBartov (1966) terdapathubungan linier antarapigmentasikuningtelurdengankandunganxantofildi dalamransum.
KandunganprovitaminA yang berasaldaritepungdaunsingkonglebihtinggidibandingkandengandaunubijalardanecenggondok. KandunganprovitaminAdaunsingkongadalah 11.000 IU per gram bahankering. Penggunaandaunsingkongsebanyak 5% dalamransumakanmemberikanpenambahankandunganprovitamin A kedalamransumsecaraberturut-turutsebanyak 550 IU per gram.

PigmenKuningTelurdariDaunKatuk
Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas telur. Salah satunya adanya pemberian pakan tambahan pada unggas petelur untuk memperbaiki mutu telur. Sauropus androgynus (katuk) merupakan tumbuhan obat yang kaya akan b-karoten (Yulianis dan Marwati, 1997), mempunyai sifat antibakteri (Darise dan Sulaeman, 1997), kaya akan mineral (Santoso dan Sartini, 2001) dan vitamin terutama vitamin C. Hasil penelitian pada unggas menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun katuk mampu meningkatkan warna kuning pada kulit (Santoso et al., 2001). Hal ini disebabkan daun katuk kaya akan b-karoten.
Pemberian EDK-metanol sebesar 1,8 g/kg menghasilkan tebal kerabang yang cenderung lebih rendah. Hal ini mengakibatkan  rendahnya berat kerabang telurnya. Daun katuk mengandung senyawa yang menghambat penyerapan mineral pakan. Oleh sebab itu, diduga bahwa senyawa tersebut banyak terlarut dalam metanol. Sebaliknya, pemberian EDK-metanol sebesar 1,8 g/kg menghasilkan tebal kerabang yang cenderung lebih tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi mutu kerabang. Ayam petelur memproduksi kerabang telur tebal  sebab mereka mempunyai retensi kalsium lebih tinggi (Hurwitz dan Bar, 1967). Clunies et al. (1992) melaporkan bahwa ayam menghasilkan kerabang yang tebal dan keras disebabkan oleh efisiensi retensi kalsium yang lebih tinggi.Kecenderungan peningkatan warna kuning telur oleh ekstrak daun katuk disebabkan oleh b-karotin yang banyak terdapat dalam daun katuk.

MATERI DAN METODE
Materi
Alat-alat yang digunakan pada praktikum biosintesis telur antara lain: yolk colour, timbangan digital, meja kaca, mikrometer, cawan petri, sendok gepeng, dan tisue. Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah telur burung puyuh. Telur terdapat 3 jenis yaitu telur dari ransum kontrol (R0), telur dari ransum dengan penambahan daun katuk (R1), dan telur dari ransum dengan penambahan daun singkong (R2).

Metode
Telur ditimbang dengan timbangan digital dan dicatat beratnya. Telur dipecahkan di atas meja kaca kemudian disamakan warna kuning telur dengan skor yang ada pada yolk colour. Dicatat berada pada skor berapa kuning telur tersebut. Setelah itu dipisahkan kuning telur dari putihnya dan ditimbang. Kerabang telur dibersihkan dari sisa-sisa isi telur kemudian ditimbang dengan timbangan digital dan dicatat beratnya. Selaput putih yang menempel di bagian dalam telur dilepaskan kemudian diambil sedikit dari bagian lancip, tengah, dan tumpul untuk kemudian diukur ketebalan kerabang menggunakan mikrometer.
Indeks telur didapatkan dari pembagian antara panjang dengan lebar telur. Persentase kerabang, kuning telur, dan putih telur diperoleh dengan cara membagi berat yang sudah diperoleh dengan berat telur kemudian dikali 100. Seluruh hasil dirata-rata menurut tanggal dan perlakuan.Dicatat hasilnya pada hasil laporan kemudian dibahas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Hasil rataan data telur pada perlakuan ransum yang berbeda
Perlakuan
Hari Ke-
Shape
Indeks Telur
Berat
telur (g)
% Kerabang
% Putih
Telur
% Kuning
Telur
Skor
Kuning
Tebal kerabang
R0
9
1.30±0.05
10.33±0.83
10,00
54,52
35,49
3.33±0.58
0.21±0.04
10
1.31±0.05
9.56±0.91
8,60
62,24
29,17
4.00±0.76
0.20±0.03
11
1.27±0.06
10.02±0.61
9,40
58,83
31,78
3.60±0.55
0.18±0.03
12
1.31±0.03
9.48±0.56
9,73
59,94
30,33
4.00±0.82
0.19±0.01
14
1.29±0.06
11.25±1.71
12,45
54,10
33,45
3.75±0.96
0.22±0.03
15
1.46±0.48
10.33±1.15
9,09
55,96
34,95
3.33±0.58
0.28±0.08
16
1.29±0.03
9.93±0.95
11,33
56,21
32,45
3.83±0.75
0.19±0.02
RATA-RATA
1,32±0,06
10,13±0,60
10,08
57,40
32,52
3,69±0,28
0,21±0,03
R1
10
1.27±0.05
9.96±0.85
8,93
57,34
33,73
6.75±1.26
0.26±0.02
11
1.36±0.11
9.83±0.33
11,20
57,25
31,55
7.67±1.15
0.20±0.06
12
1.34±0.09
10.12±0.58
8,86
60,47
30,67
6.40±1.14
0.20±0.03
14
1.34±0.10
10.00±0.00
10,00
60,00
30,00
4.50±2.12
0.19±0.02
15
1.36±0.17
9.66±0.62
11,12
46,35
42,53
6.60±0.55
0.22±0.03
16
1.32±0.08
9.67±0.58
8,63
60,37
31,00
6.67±1.15
0.22±0.05
RATA-RATA
1,33±0,03
9,87±0,19
9,79
56,96
33,25
6,43±1,04
0,22±0,03
R2
5
1.38±0.04
10.43±1.33
9,99
58,16
31,84
6.33±0.58
0.27±0.08
9
1.31±0.01
9.85±0.21
11,78
58,63
29,60
6.50±0.71
0.19±0.00
10
1.29±0.06
10.27±0.73
8,61
61,48
29,91
5.00±1.73
0.26±0.03
11
1.28±0.06
10.63±1.32
9,32
61,57
29,11
5.25±0.50
0.22±0.02
12
1.32±0.09
10.25±1.20
8,60
59,62
31,79
4.86±0.90
0.18±0.04
14
1.31±0.04
10.25±0.72
10,45
60,19
29,37
4.33±0.58
0.19±0.01
15
1.27±0.16
10.17±1.17
9,54
59,75
30,71
5.33±1.86
0.23±0.05
16
1.29±0.07
9.85±0.97
9,18
59,36
31,46
5.00±1.41
0.24±0.05
RATA-RATA
1,31±0,03
10,21±0,26
9,68
59,84
30,47
5,33±0,74
0,22±0,03




Pembahasan
Secara keseluruhan kualitas sebutir telur bergantung pada kuantitas isi telur dan kulit telur, selain itu juga berat telur mempengaruhi pula kuantitasnya.Kualitas isi telur (Interior) : untuk menentukan kualitas isi telur dapat dilihat dari bagian dalam telur. Seperti rongga udara, kuning telur, putih telur, dan chalaza.
Kualitas luar telur (Exterior) : kualitas telur sebelah luar dapat dilihat dari beberapa parameter yang dapat menjadi dasar acuan
, antara lain: 1. kebersihan kulit telur. 2. kondisi kulit telur. 3. warna kulit. 4. bentuk telur. 5. berat telur.
Dalam praktikum ini akan ditentukan kualitas telur dari berat telur, berat kuning telur, putih telur, berat kerabang, dan ketebalan kerabang telur.Pada telur dengan perlakuan ransum kontrol (R0) didapatkan rata-rata shape indeks telur, berat telur, % kerabang, % putih telur,% kuning telur, skor kuning, dan tebal kerabang berturut-turut sebagai berikut: 1,32±0,06; 10,13±0,60; 10,08; 57,40; 32,52; 3,69±0,28; dan 3,69±0,28. Pada telur dengan perlakuan ransum campuran dengan daun katuk (R1) didapatkan rata-rata shape indeks telur, berat telur, % kerabang, % putih telur, % kuning telur, skor kuning, dan tebal kerabang berturut-turut sebagai berikut: 1,33±0,03; 9,87±0,19; 9,79; 56,96; 33,25; 6,43±1,04; dan 0,22±0,03.Pada telur dengan perlakuan ransum campuran dengan daun singkong (R2) didapatkan rata-rata shape indeks telur, berat telur, % kerabang, % putih telur, % kuning telur, skor kuning, dan tebal kerabang berturut-turut sebagai berikut: 1,31±0,03; 10,21±0,26; 9,68; 59,84; 30,47; 5,33±0,74; dan 0,22±0,03.
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata indeks telur dari ketiga perlakuan tidak berbeda nyata. Hal ini nampaknya disebabkan oleh kandungan protein masing-masing ransum perlakuan relatif berimbang dengan ransum kontrol, sehingga mengakibatkan nilai indeks kuning telur yang dihasilkan relatif sama.
Rata-rata berat telur dan tebal kerabang pada seluruh perlakuan juga tidak terlalu berbeda nyata. Sedangkan % kerabang, % putih telur, dan % kuning telur berubah. Terjadinya perbedaan persentase kuning telur disebabkan oleh bertambahnya persentase putih telur yang dihasilkan pada perlakuan R2 (ransum dengan daun singkong). Menurut literatur komposisi kimia terbanyak yang terdapat dalam putih telur adalah protein. Protein tersusun dari rangkaian asam-asam amino, sedang asam amino yang diperlukan untuk pembentukan putih telur adalah asam amino lisin.Hal ini dapat dilihat dari kandungan asamamino lisin yang terkandung pada daun singkong adalah 1,71%.
Hasil yang sangat terlihat berbeda nyata adalah pada skor kuning telur. Skor kuning telur yang paling tinggi adalah pada R1 (ransum dengan daun katuk). Hal tersebut dapat dijelaskan dari literatur bahwa kecenderungan peningkatan warna kuning telur oleh ekstrak daun katuk disebabkan oleh b-karotin yang banyak terdapat dalam daun katuk. Peningkatan skor kuning telur juga terdapat pada R2 (ransum dengan daun singkong). Terjadinyapeningkatanskorwarnakuningtelursebagaiakibatpemberiantepungdaunsingkongkedalamransum yang mengandungpigmenkarotenoiddanxantofil.

KESIMPULAN
Dapat diambil kesimpulan bahwa telur perlakuan R1 (ransum dengan daun katuk) lebih berpengaruh daripada telur R2 (ransum dengan daun singkong)terhadap pembentukan warna kuning telur (yolk colour). Pemberian ransum yang berbeda terhadap kualitas telur tidak terlalu berpengaruh pada rata-rata indeks telur, berat telur dan tebal kerabang. Sedangkan % kerabang, % putih telur, dan % kuning telur berubah pada setiap perlakuan pakan yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Bornstein S and I Bartov, 1966.Studies on egg yolk pigmentation.Acomparison between visual scoring of yolk colour and colourimetric assay of yolk carotenoids.Poultry Sci.

Clunies, M., D. Parks and S. Leeson. 1992. Calcium and phosphorus metabolism and eggshell thickness in laying hens producing  thick or thin shells. Poultry Sci. 71:490-498.

Darise, M. and Sulaeman. 1997. Ekstraksi komponen kimia daun katuk asal Sulawesi Selatan berbagai metode serta penelitian daya hambat terhadap bakteri uji. Warta Tumbuhan Obat, 3 (3): 37-38.

Evitasari , W.d. dkk. 1982. Beternak Puyuh dan Pemeliharaan secara Modern.Aneka Ilmu: Semarang.

Fletcher, D. L., 1979. Anevaluation of the A.O.A.C. method of yolk colour analysis. Poultry Sci.

G. Sihombing, Avivah, dan S. Prastowo. 2006. PengaruhPenambahanZeolitDalamRansumTerhadapKualitasTelurBurungPuyuh. FakultasPertanianUniversitasNegeriSebelasMaret: Surakarta.

Hurwitz, S., and A. Bar. 1967. Calcium metabolism of hens secreting heavy or light egg shell. Poultry Sci. 46: 1522-1527.

Made Astawan. 2010. ManfaatTelurPuyuh. (terhubungberkala)http://sentrapuyuh.webnode.com/manfaat-telur-puyuh/. (5 Juni 2011).

Muchtadi, Deddy. 1990. Mana yang Baik Telur Mentah, Setengah Matang atau Rebus?. Harian PELITA.

Santoso, U and Sartini. 2001. Reduction of fat accumulation in broiler chickens by Sauropus androgynus (Katuk) leaf meal supplementation. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 14: 346-350.

Santoso, U. 2001. Effect of Sauropus androgynus Extract on Organ Weight, Toxicity and Number of Salmonella sp and  Escherichia coli of Broilers Meat. B I P P, 7 (2): 162-169.

Sudaryani, T., 1999.KualitasTelur. PenerbitPenebarSwadaya. Jakarta.

Yulianis, S dan T. Marwati. 1997. Tinjauan katuk sebagai bahan makanan tambahan yang bergizi. Warta Tumbuhan Obat 3 (3): 55-56.