Minggu, 06 Mei 2012

Laporan Praktikum IPN 8 Karbohidrat (Ivan Noveanto)


Laporan Praktikum Ke: 8 (Delapan)              Hari/Tanggal: Senin/ 2 Mei 2011
Integrasi Proses Nutrisi                                  Tempat Praktikum:Lab. Fisiologi (BFM)
                                                                       Nama Asisten: Yulfita Sari

KARBOHIDRAT

Ivan Noveanto
D24090041

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh, berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak. Beberapa jenis polisakarida juga berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan, yang nantinya akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel ketika diperlukan.
Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida).
Metabolisme karbohidrat yang terjadi pada ternak tergantung jenis ternaknya karena memiliki alat pencernaan berbeda-beda. Karbohidrat merupakan sumber energi yang murah untuk manusia dan ternak. Karbohidrat banyak ditemukan pada beberapa bahan olahan dan juga serealia yang juga digunakan untuk ternak. Dengan beragamnya jenis karbohidrat maka ada berbagai uji untuk mendeteksi karbohidrat seperti uji Molish, uji Benedict, dan uji Iod. Ketiga uji tersebut berbeda dalam prinsip pengujiannya. Maka dari itu, dalam praktikun ini akan dilakukan ketiga uji tersebut.

Tujuan
Menentukan keberadaan karbohidrat dengan menggunakan uji Molish, uji Benedict, dan uji Iod dalam berbagai bahan pangan.

TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur (Lehninger, A.L. ,1997).
Salah satu perbedaan utama antara pelbagai tipe karbohidrat adalah ukuran molekulnya. Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana; mereka dapat terhidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat didiikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer, dan sebagainya dan akhirnya polimer. Dimer-dimer disebut disakarida. Karbohidrat yang tersusun dari dua sampai delapan satuan monosakarida diperoleh dari hidrolisis, maka karbohidrat itu disebut polisakarida (Fessenden & Fessenden, 1986).
Karbohidrat yang tidak bisa dihrolisis ke susunan yang lebih simpel dinamakan monosakarida, karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul monosakarida dinamakan disakarida. Sedangkan karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida dinamakan polisakarida. Monosakarida bisa diklasifikasikan lebih jauh, jika mengandung grup aldehid maka disebut aldosa, jika mengandung grup keton maka disebut ketosa. Glukosa punya struktur molekul C6H12O6, tersusun atas enam karbon, rantai lurus, dan pentahidroksil aldehid maka glukosa adalah aldosa. Contoh ketosa yang penting adalah fruktosa, yang banyak ditemui pada buah dan berkombinasi dengan glukosa pada sukrosa disakarida (Morrison,1983).
Fungsi Karbohidrat antara lain:
1.      Sumber Energi
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena banyakdi dapat di alam dan harganya relatif murah. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera; sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak. Seseorang yang memakan karbohidrat dalam jumlah berlebihan akan menjadi gemuk.
2.      Pemberi Rasa Manis pada Makanan
Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalah gula yang paling manis. Bila tingkat kemanisan sakarosa diberi nilai 1, maka tingkat kemanisan fruktosa adalah 1.7, glukosa 0.7, maltosa 0.4, laktosa 0.2.
3.      Penghemat Protein
Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun.
4.      Pengatur Metabolisme Lemak
Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk menyebabkan ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi. pH cairan menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosis yang dapat merugikan tubuh.
5.      Membantu Pengeluaran Feses
Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara emngatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltik usus.
(Murray, 2003).

Pati
Pati merupakan polisakarida, polisakarida terdiri dari pati dan selulosa bedanya pati dengan selulosa, pati merupakan polimer dari alfa-D-glukosa, sedangkan selulosa unit 2-beta-glukosa. Hal ini menujukan bahwa pati lebih mudah dicerna dibandingkan dengan selulosa (McDonald, 1995). Pati merupakan homopolimer glukosa yang tersusun oleh paling sedikit tiga komponen utama yaitu amilosa, amilopektin, dan bahan antara seperti lipid dan protein. Umumnya pati mengandung 15-30 % amilosa, 70-85 % amilopektin, dan 5-10 % bahan antara. Pati juga merupakan salah satu jenis polisakarida terpenting dan tersebar luas di alam. Pati disimpan sebagai cadangan ranmakanan bagi tumbuh-tumbuhan, antara lain dalam biji buah (padi, jagung, gandum), di dalam umbi (ubi kayu, ubi jalar, talas, ganyong, kentang) dan pada batang (aren dan sagu) (Fennema, 1996).

Fruktosa
Fruktosa, dinamakan juga levulosa atau gula buah, adalah gula paling manis. Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa, C6H12O6, namun strukturnya berbeda. Susunan atom dalam fruktosda merangsang jonjot kecapan pada lidah sehingga menimbulkan rasa manis. Fruktosa alami terdapat sekitar 5% -10% dari berat semua jenis buah. Penggunaannya dalam makanan olahan berasal dari sebuah penemuan pada 1971 yang disintesis dari 55%  fruktosa dan 45% glukosa dari jagung, membuat bahan lebih murah dan enam kali lebih manis daripada gula tebu (McDonald, 1995).

Glukosa
Glukosa adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Proses respirasi memerlukan glukosa, sedangkan fotosintesis menghasilkan glukosa. Glukosa berwujud padatan berwarna putih dan meleleh pada suhu 146oC. Struktur glukosa umumnya berbentuk kursi siklik dan hanya 0,02% berbentuk rantai lurus. Hal ini dikarenakan karbohidrat memiliki gugus fungsi alkohol dan aldehida atau keton sehingga struktur rantai lurus mudah berkonversi menjadi bentuk kursi siklik atau struktur cincin hemiasetal (Ophardt, 2003).
Struktur cincin hemiasetal dapat terbentuk melalui dua cara yang berbeda, yaitu yang menghasilkan glukosa-α (alfa) dan –β (beta). Secara struktural, glukosa-α (alfa) dan –β (beta) berbeda pada gugus hidroksil yang terikat pada karbon pertama. Bentuk α gugus hidroksilnya berada di bawah hidrogennya, sedangkan bentuk β gugus hidroksilnya berada di atas hidrogennya.
Glukosa memiliki gugus hidroksil sehingga dapat mengalami reaksi esterifikasi, yaitu asetilasi glukosa dengan menggunakan anhidrida asetat. Reaksi tersebut dapat dipercepat dengan kehadiran suatu katalis asam Lewis, misalnya ZnCl2. Proses asetilasi bertujuan mensubstitusi gugus hidroksil dari glukosa dengan gugus asetil dari anhidrida asetat sehingga terbentuk glukosa pentaasetat (GPA). Reaksi asetilasi adalah reaksi eksoterm sehingga suhu harus dijaga tetap rendah supaya tidak terjadi karamelisasi glukosa. GPA yang dihasilkan merupakan estar glukosa berupa padatan berwarna putih, titik leleh 112-113oC, tidak larut dalam air, dan mudah larut dalam etanol dan kloroform (Sari, 2006).

Sukrosa
Sukrosa merupakan pemanis yang banyak dikonsumsi dalam kehidupan manusia. Salah satu sumber sukrosa terpenting adalah tebu karena mengandung sukrosa hingga 20%. Sukrosa dikenal sebagai gula meja (table sugar), merupakan disakarida yang terbentuk dari satu molekul α-D-glukosa dan satu molekul β-D-Fruktosa yang dihubungkan ole ikatan α-1, 2-glikosidik (Rahman et al., 2004). Sukrosa memiliki sifat mudah larut dalam air dan kelarutannya akan meningkat dengan adanya pemanasan. Titik leleh sukrosa adalah pada suhu 1600C dengan membentuk cairan yang jernih, namun pada pemanasan selanjutnya akan berwarna coklat atau dikenal dengan proses browning (Buckle, 1987).
Degradasi sukrosa dapat terjadi melalui hidrolisis asam atau secara enzimatis oleh invertase. Degradasi secara enzimatis terjadi ketika ikatan α-1, 2-glikosidik dihidrolisis oleh enzim invertase (D-Fructofuranosidase,E C 3.2.1.26) atau sukrose Synthase (UDP glucose : D-Fructose 2-D-Glucosy Hrasferase, E C 2.4.1.13). Hidrolisis sukrosa menghasilkancampuran glukara dan fruk yang disebut dengan gula inver (invert sugar) (Rahman et al., 2004).

Tepung Maizena
Tepung Maizena atau tepung pati jagung tergolong jenis tepung gluten-free, digunakan sebagai  bahan utama pada custard. Biasa dipakai untuk pengental pada sup maupun sos, memberi tekstur halus dan lembut pada sponge cake dan puding, serta efek garing pada biskut. Pati jagung atau biasa disebut tepung maizena merupakan sumber karbohidrat yang digunakan untuk bahan pembuat roti, kue kering, biskuit, makanan bayi dan lain-lain, serta digunakan dalam industri farmasi. Namun demikian upaya pengolahan untuk memproduksi pati jagung belum banyak dilakukan di dalam negeri, hal ini terkendala pada tinginya investasi untuk menyediakan mesin pengolahannya, serta perlu perlakuan khusus dalam pengolahan jagung. Di dalam biji jagung terdapat lembaga yang mengandung minyak, sehingga apabila lembaga tersebut tidak dipisahkan terlebih dahulu, maka produk olahan jagung (tepung pati) akan cepat rusak (tengik) karena adanya proses oksidasi maupun karena pengaruh air (Pitoyo, 2006).

Permen
Permen adalah sejenis gula-gula (confectionary) yang dibuat dengan mencairkan gula di dalam air. Perbedaan tingkat pemanasan menentukan jenis permen yang dihasilkan: suhu panas menghasilkan permen keras, suhu menengah menghasilkan permen lunak, dan suhu dingin menghasilkan permen kenyal. Permen adalah produk yang dibuat dengan mendidihkan campuran bersama bahan pewarna dengan pemberi rasa sampai tercapai kadar air kurang lebih 30 %. Daya tahan memuaskan terletak pada pembuatan dengan kadar air minimum dan sedikit kecenderungan untuk mengkristal (Buckle, 1987).

Gula Tropikana
Gula tropikana atau gula jagung adalah gula yang terbuat dari sari jagung. Berbeda dari gula tebu yang mengandung molekul bernama sukrosa, gula dari jagung mengandung zat gula sederhana bernama fruktosa. Kalori yang terkandung pada fruktosa ini lebih rendah dibandingkan gula biasa. Itu sebabnya, gula jagung baik dikonsumsi oleh penderita diabetes dan obesitas (kegemukan) (Deman, 1992).

Madu
Madu merupakan larutan 80% gula dalam air. Gula utama yang ada dalam madu adalah fruktosa, glukosa dan sakarosa. Madu adalah sumber karbonhidrat yang unik yang mudah diserap tubuh dan mempunyai nilai kalori yang tinggi. Satu sendok madu setara dengan 17 gram karbohidrat dan 64 kalori. Glukosa dalam madu dapat dengan cepat diserap tubuh dan langsung menghasilkan energi instant, selanjutnya fruktosa dalam madu akan terserap ke tubuh secara perlahan-lahan dan menjadi sumber ketersedian energi. Jadi madu sangat ideal bagi para atlet dalam meningkatkan prestasinya. meminum madu sebelum olah raga akan menambah energi dan juga memjaga ketersediaan energi sehingga saat berolah raga tidak mudah lelah (Deman, 1992).

Gula Merah
Sebutan gula merah biasanya ditujukan untuk semua jenis gula yang terbuat dari nira, yaitu cairan dari berbagai pohon palma. Misalnya, pohon kelapa, aren, atau pun siwalan. Gula merah adalah hasil olahan nira yang berbentuk padat dan berwarna coklat kemerahan sampai dengan coklat tua. Nira yang digunakan biasanya berasal dari tanaman kelapa, aren, lontar dan tebu (Arne Dahlquist, 1987).

Gula Granulasi (Gula Pasir)
Gula Granulasi (Gula pasir) adalah kristal-kristal gula berukuran kecil yang pada umumnya dijumpai dan digunakan di rumah (gula pasir). Gula Castor adalah gula castor atau caster adalah nama dari gula pasir yang sangat halus, terdapat di Britania. Dinamai demikian karena ukuran butirannya sangat kecil sehingga dapat ditaburkan dari wadah berlubang-lubang kecil. Karena kehalusannya, gula ini lebih cepat larut dibandingkan gula putih pada umumnya, dan oleh karenanya gula ini secara khusus bermanfaat dalam pembuatan ‘meringues' dan cairan dingin. Gula ini tidaklah sehalus gula bubuk yang dihaluskan secara mekanis (dan biasanya dicampur dengan sedikit pati untuk menghindari penggumpalan) (Deman, 1992).

Agar-Agar
Agar-agar sebenarnya adalah karbohidrat dengan berat molekul tinggi yang mengisi dinding sel rumput laut. Ia tergolong kelompok pektin dan merupakan suatu polimer yang tersusun dari monomer galaktosa. Agar-agar dapat dibentuk sebagai bubuk dan diperjualbelikan. Agar-agar, agar atau agarosa adalah zat yang biasanya berupa gel yang diolah dari rumput laut atau alga. Di (Jepang) dikenal dengan nama kanten dan oleh orang Sunda disebut lengkong. Jenis rumput laut yang biasa diolah untuk keperluan ini adalah Eucheuma spinosum (Rhodophycophyta). Beberapa jenis rumput laut dari golongan Phaeophycophyta (Gracilaria dan Gelidium) juga dapat dipakai sebagai sumber agar-agar.
Gel terbentuk karena pada saat dipanaskan di air, molekul agar-agar dan air bergerak bebas. Ketika didinginkan, molekul-molekul agar-agar mulai saling merapat, memadat dan membentuk kisi-kisi yang mengurung molekul-molekul air, sehingga terbentuk sistem koloid padat—cair. Kisi-kisi ini dimanfaatkan dalam elektroforesis gel agarosa untuk menghambat pergerakan molekul obyek akibat perbedaan tegangan antara dua kutub. Kepadatan gel agar-agar juga cukup kuat untuk menyangga tumbuhan kecil sehingga sangat sering dipakai sebagai media dalam kultur jaringan (Deman, 1992).

Tepung Beras
Beras mengandung karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Vitamin yang dikandung oleh beras yaitu vitamin b-1 ( tiamin ) banyak terdapat pada bagian kulit arinya. Kandungan gizi beras baik berupa vitamin maupun mineral seringkali hilang akibat proses penggilingan tepung beras. Manfaat tepung beras adalah seratnya mampu menyerap air dan dapat lebih lama tinggal di dalam lambung, sehingga memperlambat timbulnya rasa lapar. Serat ini juga mampu mengikat sisa-sisa hasil metabolisme dalam saluran pencernaan, sehingga zat-zat berbahaya ini tidak ditimbun dalam usus melainkan keluar bersama dengan kotoran (Moga, 2009).

Tepung Ketan
Tepung ketan merupakan bahan pokok pembuatan kue-kue Indonesia yang banyak digunakan sebagaimana juga hal dengan tepung beras. Tepung ketan memiliki amilopektin yang lebih besar dibandingkan dengan tepung-tepung lainnya. Amilopektin inilah yang menyebabkan tepung ketan (beras ketan) lebih pulen dibandingkan dengan tepung lainnya. Makin tinggi kandungan amilopektin pada pati maka makin pulen pati tersebut (Buckle, 1987).
Tepung Terigu
Tepung terigu merupakan tepung/bubuk halus yang berasal dari biji gandum, dan digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mi dan roti. Kata terigu dalam Bahasa Indonesia diserap dari bahasa Portugis trigo yang berarti gandum. Tepung terigu mengandung banyak zat pati, yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Tepung terigu juga mengandung protein dalam bentuk gluten, yang berperan dalam menentukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan terigu.
Berdasarkan kandungan proteinnya tepung terigu dibedakan menjadi 3, yaitu:
  • tepung berprotein tinggi (bread flour): tepung terigu yang mengandung kadar protein tinggi, antara 11%-13%, digunakan sebagai bahan pembuat roti, mi, pasta, donat.
  • tepung berprotein sedang/serbaguna (all purpose flour): tepung terigu yang mengandung kadar protein sedang, sekitar 8%-10%, digunakan sebagai bahan pembuat kue cake
  • tepung berprotein rendah (pastry flour): mengandung protein sekitar 6%-8%, umumnya digunakan untuk membuat kue yang renyah, seperti biskuit atau kulit gorengan.
(wikibooks, 2007).

Pellet
Pelet merupakan bentuk bahan pakan yang dipadatkan sedemikian rupa dari bahan konsentrat atau hijauan dengan tujuan untuk mengurangi sifat keambaan pakan. Keuntungan pakan bentuk pelet adalah meningkatkan konsumsi dan efisiensi pakan, meningkatkan kadar energi metabolis pakan, membunuh bakteri patogen, menurunkan jumlah pakan yang tercecer, memperpanjang lama penyimpanan, menjamin keseimbangan zat-zat nutrisi pakan dan mencegah oksidasi vitamin. Keuntungan lain dari pakan bentuk pelet adalah 1) meningkatkan densitas pakan sehingga mengurangi keambaan, mengurangi tempat penyimpanan, menekan biaya transportasi, memudahkan penanganan dan penyajian pakan; 2) densitas yang tinggi akan meningkatkan konsumsi pakan dan mengurangi pakan yang tercecer; 3) mencegah "de-mixing" yaitu peruraian kembali komponen penyusun pelet sehingga konsumsi pakan sesuai dengan kebutuhan standar (Iwan, 2009).
Singkong
Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung asam amino metionin. Umbi akar singkong banyak mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Rasanya sedikit manis, ada pula yang pahit tergantung pada kandungan racun glukosida yang dapat membentuk asam sianida. Umbi yang rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi akar yang masih segar, dan 50 kali lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Pada jenis singkong yang manis, proses pemasakan sangat diperlukan untuk menurunkan kadar racunnya. Dari umbi ini dapat pula dibuat tepung tapioka (Cerada, 1996).

Uji Molish
Uji Molisch adalah pengujian paling umum untuk semua karbohidrat, ini berdasar kemampuan karbohidrat untuk mengalami dehidrasi asam katalis untuk menghasilkan fulfural atau 5 hydroxymethylfurfural. Semua jenis karbohidrat baik mono, di maupun polisakarida akan berwarna merah. Apabila larutannya (dalam air) dicampur dengan beberapa tetes larutan alpha naphtol dan kemudian dialirkan pada asam sulfat pekat dengan hati-hati sehingga tidak tercampur. Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan naftol dalam pereaksi molish. Warna ungu akan tampak pada bidang batas antara campuran karbohidrat dengan α naphtol dan asam sulfat pekat (Eaton,1980).

Uji Benedict
Uji Benedict digunakan untuk menentukan monosakari dan disakarida yang mengandung grup aldehid yang dapat dioksidasi asam karboksil. Gula akan mereduksi ion kupri pada larutan Benedict. Pada uji benedict ion kupri, Cu2+ direduksi menjadi Cu2O dalam larutan alkalin sitrat. Sitrat menahan kestabilan Cu2+ selama reaksi dengan menjaga dari pengurangan menjadi hitam, larutan CuO. Gula reduksi dengan larutan Benedict (campuran garam Kupri Sulfat, Natrium Sitrat, Natrium Karbonat) akan terjadi reaksi reduksi oksidasi dan dihasilkan endapan berwarna merah dari kupro oksida. Jika tidak ada zat yang mereduksi maka larutan Benedict ini tetap jernih sesudah percobaan. Tetapi apabila jumlah karbohidrat yang mereduksi banyak sekali maka reaksi terlihat sebelum dipanaskan. Dalam percobaan ini yang terpenting adalah terjadinya kekeruhan (endapan halus/kasar) dan bukan perubahan warna. Kemungkinan akan terlihat kekeruhan dengan hijau, kuning atau merah tergantung dari halus kasarnya endapan Cu2O (Clark,1964).

Uji Iod
Uji Iod bertujuan untuk mengidentifikasi polisakarida. Reagent yang digunakan adalah larutan iodine yang merupakan I2 terlarut dalam potassium iodide. Reaksi antara polisakarida dengan iodin membentuk rantai poliiodida. Polisakarida umumnya membentuk rantai heliks (melingkar), sehingga dapat berikatan dengan iodin, sedangkan karbohidrat berantai pendek seperti disakarida dan monosakaraida tidak membentuk struktur heliks sehingga tidak dapat berikatan dengan iodin. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjdi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis dapat dengan iodium dan menghasilkan warna biru samapi tidak berwarna. Karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan larutan iodine dan memberikan warna spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya. Amilose dengan iodine akan berwarna biru, amilopektin dengan iodine akan berwarna merah violet, glikogen maupun dextrin dengan iodine akan berwarna coklat (Suhardjo dan Kusharto,  1992).

Gula Pereduksi
Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau keto bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi. Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktifitas enzim, dimana semakin tinggi aktifitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Jumlah gula pereduksi yang dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam dinitro salisilat/dinitrosalycilic acid (DNS) pada panjang gelombang 540 nm. Semakin tinggi nilai absorbansi yang dihasilkan, semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung (Lehninger AL, 1982).
MATERI DAN METODE
Materi
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Tabung reaksi, rak tabung reaksi, spoit, pipet mohr, lemari asam, botol selai, kompor, spot plate, dan lain-lain alat yang dibutuhkan. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain: Uji Molish (Pereaksi Molish: larutan 5% α-naftol dalam alkohol 95%; Larutan H2SO4 pekat; Sampel larutan: glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%, pati 1%, tepung maizena 1%, gula merah, gula pasir, gula tropikana, madu, dan permen; dan aquades). Uji Benedict (Pereaksi Benedict; Sampel larutan: glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%, pati 1%, tepung maizena 1%, gula merah, gula pasir, gula tropikana, madu, dan permen; dan aquades). Uji Iod (Larutan I2 dalam KI; Sampel bahan: tepung beras, tepung terigu, tepung pati, tepung maizena, tepung ketan, agar-agar, singkong, dan pellet).

Metode
Tahap pertama dari percobaan ini adalah persiapan sampel karbohidrat dengan cara menimbang sekitar 1 gram sampel dan dilarutkan dengan aquades (untuk uji Molish dan Benedict), sedangkan untuk uji Iod tidak perlu dilarutkan dalam aquades.
Uji Molish
Dimasukan 5 ml sampel larutan (glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%, pati 1%, tepung maizena 1%, gula merah, gula pasir, gula tropikana, madu, dan permen) ke dalam tabung reaksi dan di tambah 2 tetes pereaksi Molish lalu diaduk dengan baik kemudian tabung reaksi tersebut direndam dalam gelas piala yang berisi air dan diletakan di ruang asam. Diamati dan dicatat warna awal. Selanjutnya perlahan-lahan ditambahkan 3 ml H2SO4 pekat ke dalam tabung reaksi tersebut melalui dinding tabungnya dan diperhatikan perubahan yang terjadi pada setiap sampel larutan tersebut.
Uji Benedict
Dimasukan 0,5 ml pereaksi Benedict ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 8 tetes sampel larutan (glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%, pati 1%, tepung maizena 1%, gula merah, gula pasir, gula tropikana, madu, dan permen) kemudian tabung-tabung reaksi tersebut dididihkan dengan memasukannya ke panci dan dipanaskan di atas kompor selama 5 menit. Setelah itu dibiarkan dingin kemudian diamati perubahan warna yang terjadi dan keberadaan endapan pada setiap sampel larutan.
Uji Iod
Gerus bahan yang belum berupa tepung. Dimasukan sedikit tepung (tepung beras, tepung terigu, tepung pati, tepung maizena, tepung ketan, agar-agar, singkong, dan pellet) ke dalam spot plate dan ditambahkan 1 tetes larutan ion encer dan dicampurkan hingga homogen kemudian diamati dan dicatat warna yang terjadi pada setiap sampel tepung.






















HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Hasil uji Molish
Nama Larutan
Pemberian Larutan H2SO4
Sebelum
Sesudah (pada batas larutan)
Glukosa
bening
coklat ++++
Fruktosa
bening
coklat keunguan
Sukrosa
bening
coklat ++
Pati
putih
ungu ++++
Tepung maizena
putih
ungu +
Gula merah
kuning coklat
coklat +++
Gula pasir
bening
coklat, cincin ungu di atas
Gula tropikana
bening
coklat, cincin ungu di atas
Permen
putih coklat
coklat +
Madu
bening
hitam pekat

Keterangan:   ++++   = sangat pekat
                        +++     = pekat
                        ++        = agak pekat
                        +          = normal

Tabel 2. Hasil uji Benedict
Nama Larutan
warna setelah reaksi
Endapan
Gula Pereduksi
Sukrosa
biru (jernih)
-
-
Pati
biru (agak keruh)
+
-
Tepung maizena
biru (keruh)
++
-
Gula tropikana
biru agak orange
+
+
Gula pasir
biru agak orange
++
+
Glukosa
orange
+
+
Permen
orange
++
+
Madu
orange
+++
+
Gula merah
orange
++++
+
Fruktosa
orange
+++++
+

Keterangan endapan:           -           = tidak ada endapan
                                                +++++ = sangat banyak
                                                ++++   = agak banyak
                                                +++     = cukup banyak
                                                ++        = sedikit
                                                +          = sangat sedikit

Tabel 3. Hasil uji Iod
Nama Bahan
warna setelah reaksi
Tepung beras
ungu +++
Tepung ketan
ungu ++
Pellet
kuning tua
Tepung terigu
ungu +++
Tepung pati
ungu tua +++
Tepung maizena
ungu ++
Agar-agar
merah bata
Singkong
biru dongker

Pembahasan
Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri atas karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). beberapa jenis karbohidrat juga mengandung unsur fosfor, nitrogen, dan sulfur. Karbohidrat yang tidak bisa dihrolisis ke susunan yang lebih simpel dinamakan monosakarida, karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul monosakarida dinamakan disakarida. Sedangkan karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida dinamakan polisakarida. Monosakarida bisa diklasifikasikan lebih jauh, jika mengandung grup aldehid maka disebut aldosa, jika mengandung grup keton maka disebut ketosa.
Percobaan pertama adalah uji Molish. Uji molisch merupakan uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang berwarna ungu. Reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin ungu di purmukaan antara lapisan asam dan lapisan sampel. Pengujian pada sampel larutan glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%, gula merah, madu, dan permen tidak terbentuk cincin ungu. Sedangkan gula pasir, gula tropikana, pati 1%, tepung maizena 1% terbentuk cincin ungu. Sedangkan menurut literatur, hanya pada gula pasir, gula merah dan permen saja yang tidak mengandung senyawa hidroksi metil furfural. Perbedaan ini kemungkinan dikarenakan kesalahan dalam pemberian H2SO4 yang langsung mengenai larutan sehingga cincin ungu tidak terbentuk/ rusak.
Percobaan kedua adalah uji Benedict. Uji Benedict digunakan untuk menentukan monosakari dan disakarida yang mengandung grup aldehid yang dapat dioksidasi asam karboksil. Gula akan mereduksi ion kupri pada larutan Benedict. Gula reduksi dengan larutan Benedict (campuran garam Kupri Sulfat, Natrium Sitrat, Natrium Karbonat) akan terjadi reaksi reduksi oksidasi dan dihasilkan endapan berwarna merah dari kupro oksida. Jika tidak ada zat yang mereduksi maka larutan Benedict ini tetap jernih sesudah percobaan. Hasil dari pengujian ini adalah didapatkan endapan merah bata pada sampel larutan glukosa 1%, fruktosa 1%, gula merah, gula pasir, gula tropikana, madu, dan permen. Hal tersebut mengindikasikan terdapatnya kandungan gula pereduksi pada sampel-sampel tersebut. Sedangkan pada sampel larutan sukrosa 1%, pati 1%, dan tepung maizena 1% tidak ada endapan merah bata. Kandungan gula pereduksi yang paling banyak terlihat pada fruktosa karena memiliki endapan merah bata yang paling banyak. Hal ini pun didukung dengan literatur yang menyebutkan bahwa fruktosa adalah gula yang paling manis.
Percobaan ketiga adalah uji Iod. Uji Iod bertujuan untuk mengidentifikasi polisakarida. Reagent yang digunakan adalah larutan iodine yang merupakan I2 terlarut dalam potassium iodide. Karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan larutan iodine dan memberikan warna spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya. Amilose dengan iodine akan berwarna biru, amilopektin dengan iodine akan berwarna merah violet, glikogen maupun dextrin dengan iodine akan berwarna coklat. Hasil dari pengujian ini adalah didapatkan warna ungu yang mengindikasikan adanya polisakarida atau pati pada sampel bahan tepung beras, tepung terigu, tepung pati, tepung maizena, tepung ketan, dan singkong. Sedangkan pada sampel bahan pellet dan agar-agar tidak terdapat warna ungu yang mengindikasikan tidak adanya pati pada kedua bahan tersebut.
KESIMPULAN
Dari hasil semua percobaan tersebut didapatkan kesimpulan bahwa terdapat senyawa hidroksi metil furfural pada glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%, pati 1%, tepung maizena 1%, gula tropikana, dan madu, sedangkan pada gula merah, gula pasir, dan permen tidak terdapat senyawa hidroksi metil furfural. Pada uji Benedict didapatkan kandungan gula pereduksi pada sampel larutan glukosa 1%, fruktosa 1%, gula merah, gula pasir, gula tropikana, madu, dan permen. Sedangkan pada sampel larutan sukrosa 1%, pati 1%, dan tepung maizena 1% tidak mengandung gula pereduksi. Kandungan gula pereduksi yang paling banyak terdapat pada fruktosa. Pada uji Iod terdapat polisakarida atau pati pada sampel bahan tepung beras, tepung terigu, tepung pati, tepung maizena, tepung ketan, dan singkong. Sedangkan pada sampel bahan pellet dan agar-agar tidak terdapat pati.
Daftar Pustaka
[Anonin]. 2007. Tepung Terigu. (terhubung berkala)http://id.wikibooks.org/wiki/Resep:Tepung_terigu. (6 Mei 2011).

Arne Dahlquist. 1987. Karbohidrat. Dalam Pengetahuan Gizi Mutakhir Energi dan Zat-zat Gizi. Robert. E. Olson, (Ed). Gramedia: Jakarta.

Buckle, K. A., R. A. Edwards, G. H. Fleet dan M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press: Jakarta.

Cereda, M.P. and Mattos, M.C.Y. 1996. "Linamarin - The Toxic Compound of Cassava". Journal of Venomous Animals and Toxins (online) 2 (1), 6-12; ISSN 0104-7930.

Clark, John M. 1964. Experimental Biochemistry. WH Freeman and Company. Company: New York.

Deman, J.M. 1992. Kimia Makanan. PT. Gramedia Pustaka Umum: Jakarta.

Eaton, David C. 1980. The World of Organic Chemistry.Mc-Graw-Hill Book San Franciso University: New York.

Fennema, O.R. 1996. Food Chemistry. 2 nd. Ed. Marcel Dekker Inc: New York.

Fessenden, Ralp J.  and Fessenden, Joan S. 1986. Organic Chemistry, Third Edition. University Of Montana Wadsworth, Inc, Belmont, Califfornia 94002, Massachuset: USA.

Iwan setiawan. 2009. Pembuatan pakan bentuk pellet. (terhubung berkala)http://centralunggas.blogspot.com/2009/03/pembuatan-pakan-bentuk-pellet.html. (6 Mei 2011).

K. Murray, Robert, dkk. 2003. Biokimia Harper. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Lehninger AL. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Suhartono MT, penerjemah. Erlangga: Jakarta.

Lehninger, A.L. 1997. Dasar-dasar Biokimia, Jilid 1, diterjemahkan oleh M. Thenawidjaja. Penerbit Erlangga: Jakarta.

McDonald, P., R. A. Edwards, and J. F. D. Greenhalgh. 1995. Animal Nutrition. 5th Ed, Longman. Scientific and technical John willey and Sons. Inc: New York.

Moga. 2009. Mafaat Tepung Beras. (terhubung berkala)http://kamissore. blogspot.com/2009/07/manfaat-tepung-beras.html. (6 Mei 2011).

Morrison, Robert Thornton.1983.Organic Chemistry Fourth Edition: New York.

Ophardt, C. E. 2003. Virtual chembook. (terhubung berkala)http://www.elmhurst.edu. (6 Mei 2011).

Pitoyo, Joko. 2006. Pakan dan Nutrisi Ternak. (terhubung berkala)http://ntb.litbang. deptan.go.id/2006/SP/ pengembanganalsin.doc. (6 Mei 2011).

Rahman M., Palash K.S., Fida M.H., Sarnad M.A.M. dan Habibur M.R. 2004. Purification and Characterization of Invertase Enzym from Sugarcane. Pakistan J.Biol Sci., 7 (3): 340-345.

Sari, Ika. 2006. Sintesis ester glukosa stearat melalui reaksi interesterifikasi dengan metode bebas pelarut. Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Suhardjo, Kusharto, C.M. 1992. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi . Kanisius: Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar